Senin, 16 Juni 2008

Harry Potter

Book 1 - Harry Potter and the Sorcerers Stone
HARRY POTTER belum pernah jadi bintang tim Quidditch, mencetak angka sambil terbang tinggi naik sapu. Dia tak tahu mantra sama sekali, belum pernah membantu menetaskan naga ataupun memakai Jubah Gaib yang bisa membuatnya tidak kelihatan.

Selama ini dia hidup menderita bersama paman dan bibinya, serta Dudley, anak mereka yang gendut dan manja. Kamar Harry adalah lemari sempit di bawah tangga loteng, dan selama sebelas tahun, belum pernah sekali pun dia merayakan ulang tahun.

Tetapi semua itu berubah dengan datangnya surat misterius yang dibawa oleh burung hantu. Surat yang mengundangnya datang ke tempat luar biasa, tempat yang tak terlupakan bagi Harry--dan siapa saja yang membaca kisahnya. Karena di tempat itu dia tak hanya menemukan teman, olahraga udara, dan sihir dalam segala hal, dari pelajaran sampai makanan, melainkan juga takdirnya untuk menjadi penyihir besar... kalau Harry berhasil selamat berhadapan dengan musuh bebuyutannya.



Book 2 - Harry Potter and the Chamber of Secrets

Harry memasuki tahun keduanya bersekolah di sekolah sihir Hogwarts. Buku ini sudah lama terbit. Namun, aku tetap suka pada semua buku Harry Potter. Filmnya pun selesai dibuat pada akhir tahun 2002. Saat itu, film Harry Potter and the Chamber of Secret bersaing ketat dengan film lain.

Awalnya sih, judul buku kedua Harry Potter itu bukan Harry Potter and the Chamber of Secret. Melainkan Harry Potter and the Half Blood Prince, yang kini menjadi judul buku ke-6 Harry Potter. Tetapi sang penulis, Bu J.K. Rowling membatalkan nya. Kata Bu J.K. Rowling karena dirasa terlalu cepat mengungkap misteri masa lalu dengan tokoh sihir tingkat tinggi di buku kedua. Begitulah yang kudengar tentang buku Harry Potter and the Chamber of Secret ini.

Di buku kedua ini ada nama yang muncul sekilas dan mulai berperan lebih lanjut di buku ke-5, Harry Potter and the Order of the Phoenix. Tapi, nampaknya sudah tahu semua, kan?? Dan fans Harry Potter setia tentu tahu siapa dia. Tidak perlu diberi tahu pasti sudah ada yang tahu. Dia juga sudah muncul di film Harry Potter and the Order of the Phoenix. Yaitu Luna Lovegood, si cantik dari asrama Ravenclaw!!!

Banyak nama muncul sekilas di buku-buku awal namun berperan penting di buku selanjutnya... siapa lagi yah, selain Luna Lovegood? Ada yang tahu? Di buku kedua ini diperjelas tentang Hogwarts masa lalu. Dan asal-muasal Hogwarts. Yah, pasti semua sudah pada tahu. Siapa saja pendiri Hogwarts itu. Yaitu Godric Gryffindor, Helga Hufflepuff, Rowena Ravenclaw, dan Salazar Slytherin. Ke-4 pendiri Hogwarts itu punya asrama masing-masing. Tidak asing lagi, kan?

Arti dari Harry Potter and the Chamber of Secret itu adalah Harry Potter dan Kamar Rahasia. Di kavernya, itu nampak Harry sedang masuk ke kamar rahasia. Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam tahun kedua Harry bersekolah di Hogwarts ini adalah Prof. Gilderoy Lockhart. Dia adalah seorang pecundang besar. Tahun sebelumnya, guru pertahanan terhadap ilmu hitamnya mati. Tidak ada yang beres dengan mata pelajaran ini. Termasuk di tahun kedua Harry ini.

Tidak sampai satu tahun ajaran Prof. Lockhart mengajar. Saat mendekati tahun ajaran, dia memang terbukti seorang Gryffindor sejati. Topi seleski sempat ingin memasukkan Harry ke asrama Slytherin. Namun Harry menolak untuk ditempa di asrama Slyhterin. Pilihan topi seleksi ternyata ada benarnya juga, topi seleksi menempatkan Harry di asrama Gryffindor tahun sebelumnya. Penyebabnya Harry bisa mengambil pedang Godric Gryffindor dari topi seleksi. Yang menandakan dia Gryffindor sejati.



Book 3 - Harry Potter and the Prisoner of Azkaban



SELAMA dua belas tahun, penjara sihir Azkaban yang mengerikan mengurung tawanan berbahaya bernama Sirius Black. Black yang ditahan karena membunuh tiga belas orang dengan dengan satu kutukan, dikabarkan sebagai putra mahkota si Pangeran Kegelapan. Voldemort.

Sekarang Black berhasil kabur. Hanya ada dua petunjuk untuk memperkirakan ke mana kiranya tujuannya: Keberhasilan Harry Potter mengalahkan Voldemort berarti kejatuhan Black juga. Dan para pengawal Azkaban sering mendengar Black mengigau dalam tidurnya, "Dia di Hogwarts... dia di Hogwarts."

Harry Potter tidak aman, bahkan sekalipun dia berada di dalam perlindungan dinding kastil sekolah sihirnya, dan dikelilingi oleh teman-temannya. Karena... mungkin saja ada pengkhianat di antara mereka!



Book 4 - Harry Potter and The Goblet of Fire



Masih sama dengan kisah-kisah Harry Potter yang terdahulu. Buku ini kembali menceritakan tenttang petualangan seorang anak bernama Harry Potter pada tahun keempatnya di sekolah sihir Hogwarts.

Pada tahun ini akan diselenggarakan turnamen antara sekolah-sekolah sihir yang diikuti oleh Hogwarts, Durmstrang, dan Beauxbaton. Dengan kedatangan para peserta yang mengikuti turnamen sihir ini, suasana si Hogwarts menjadi lebih meriah, meskipun hal ini juga menyebabkan keadaan di Hogwarts tidak seaman yang diharapkan. Dalam turnamen Triwizard hanya akan ada seorang wakil dari tiap-tiap sekolah yang akan bertanding.

Akan tetapi, tanpa diduga-duga muncul anggota keempat yang ikut dalam turnamen tersebut. Anggota yang bahkan seharusnya tidak dapat mencalonkan dirinya karena tidak memenuhi syarat untuk dapat mencalonkan diri menjadi anggota. Dia adalah Harry Potter.

Selain itu, pada tahun keempat di Hogwarts, Harry Potter dan teman-temannya mulai tumbuh dewasa. Mulai tampak benih-benih cinta di antara mereka. Harry Potter menyukai seorang cewek, dan berusaha mengajaknya ke pesta dansa. Ron mulai menaruh perhatian pada seseorang yang tidak terduga *meskipun Ron tidak tampak usaha mendekatinya*.

Seorang kaki tangan Voldemort berhasil menyusup ke dalam Hogwarts dan mendekati Harry Potter. Dia menyiapkan jebakan yang akan mengantar Harry Potter langsung ke Tangan Pangeran Kegelapan. Jebakan yang akan membuat Pangeran Kegelapan lebih kuat dan lebih berkuasa daripada selama ini.

Apakah yang dilakukannya? Siapa dia? Dapatkah sekali lagi Harry Potter terhindar dari bahaya? Bagaimanakah harry dapat mengikuti turnamen Triwizard? Siapa yang mencalonkannya? Mengapa dia mencalonkan Harry Potter? Dapatkah Harry, sekali lagi, mengalahkan Kau tahu Siapa? Bagaimana kelanjutan hubungan persahabatan antara Harry, Ron, dan Hermione? Siapakah yang disukai Harry? Semua akan terungkap dalam buku ini.

Masih dengan gaya penulisan khas JK Rowling yang enak untuk dibaca, buku ini dapat menjadi bacaan yang ringan dan menghibur, terlepas dari jumlah halamannya yang cukup tebal. Masih banyak lagi kisah-kisah kecil yang terdapat dalam buku ini yang akan membuat anda tidak dapat berhenti membaca sebelum anda menyelesaikannya.

Cerita yang ada di dalamnya mengalir dengan lancar dan cepat, juga munculnya beberapa tokoh baru yang tidak terduga akan menimbulkan hubungan yang menarik antar tokoh dalam buku ini. Bagi para penggemar Harry Potter di buku-buku sebelumnya, maka buku ini wajib untuk dibaca dan dikoleksi.



Book5 - Harry Potter and The Order of the Phoenix


Dumbledore menurunkan tangannya dan menatap Harry melalui kacamata bulan separonya. “Sudah waktunya bagiku.” Katanya. “untuk memberitahumu apa yang seharusnya kuberitahu kepadamu lima tahun lalu. Harry duduklah. Aku akan mengungkapkan segalanya.”

Tak diragukan lagi tahun kelima Harry Potter bersekolah di Hogwarts merupakan tahun yang sangat penting. Kini ia berusia lima belas tahun dan sebagai remaja ia mngalami gejolak masa muda yang mengubah beberapa sifat dasarnya. Ia akan menjalani ujian OWL yang menegangkan yang menentukan akan jadi apa dirinya setelah lulus. Ia sering sekali bertengkar dengan Cho, sehingga bukan tidak mungkin hubungan mereka putus. Dan ketika ia berkelahi dengan Draco Malfoy, perananya sebagai Seeker Tim Quidditch Gryffindor terancam. Semua ini membuat Haryy begitu nelangsa, sehingga untuk pertama kalinya ia ingin sekali meninggalkan Hogwarts.
Ditengah semua kegalauan itu, Lord Voldemort dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa terus menerus menghantui Harry. Tanpa henti Pangeran Kegelapan menyiksanya melalui bekas lukanya dan akhirnya memaksa Harry bertarung mati-matian melawan para pelahap maut. Dan puncaknya dalah ia harus menyaksikan kematian seseorang yang amat dicintainya…


Download versi Indonesia

Book 6 - Harry Potter and the Half - Blood Prince



Menulis novel berseri untuk menjadikannya digemari semua orang tiap kali peluncuran tentu merupakan suatu hal yang sulit sekali diprediksikan. Kadang kala, ketika melihat novel pertamanya laris, seorang pengarang berusaha membuat sekuelnya. Sehingga membuat cerita di novel kedua kurang greget dibandingkan yang pertama. Atau isinya yang itu-itu saja, membuat pembaca menjadi bosan dan enggan membeli.

Di peredaran penerbitan buku tanah air, hanya beberapa pengarang saja yang bisa memuaskan pembacanya dengan novel berseri. Sebut saja Hilman dengan Lupus atau Dee dengan Supernovanya. Bagi pengarang yang sudah mempunyai jam terbang tinggi, mudah saja bagi mereka untuk membuat novel berseri yang akan selalu ditunggu-tunggu. Karena mereka memang telah menciptakan sebuah genre sendiri dan sudah merasuk ke tulang-tulang sumsum penggemarnya.

Untuk novel ber-genre fantasi, J.K. Rowling adalah salah satu pengarang yang tidak diragukan lagi kemampuannya menghipnotis anak-anak hingga dewasa. Novelnya keenam, Harry Potter and the Half-Blood Prince, yang terbit 16 Juli 2005, menduduki peringkat atas penjualan buku dunia dengan angka penjualan lebih dari dua juta exemplar di hari pertama launching. Novel yang mengulas ke-chaos-an dunia sihir tersebut, benar-benar telah menyihir dunia untuk tetap betah mempelajari mantra-mantra sihir dalam buku yang tebalnya mencapai 600 halaman.

Jika ditinjau dalam serial Harry Potter terbaru, Rowling memasukkan banyak ramuan ampuh dalam proses kreatif penulisan novelnya. Ramuan pertama yang membangkitkan semangat untuk membaca adalah menciptakan fiksi fantasi yang bersinggungan dengan alam nyata. Rowling membuat seolah-olah kaum penyihir memang ada dan tersebar disekitar kita tanpa kita sadari. Hal ini membuat pembaca antusias menyihir diri mereka sendiri tentang aktifitas dunia lain yang dekat dengan dunia dimana kita berada. Seperti keantusiasan kita akan keberadaan UFO dan Alien.

Keantusiasan para muggle—sebutan orang-orang selain penyihir—berbeda. Para muggle tidak ingin bersentuhan dengan hal-hal yang berbau sihir karena takut dianggap gila. Contohnya keluarga Dursley dan juga para perdana mentri Inggris yang selalu dihubungi kementrian sihir. Tentu saja perdana mentri yang sedang menjabat terkaget-kaget mendengar Rufus Scrimgeur—pengganti Cornelius Fudge—tentang kegemparan yang terjadi di dunia sihir akibat teror yang dilakukan penyihir hitam Voldemort. Apalagi teror yang berlangsung berimbas pada kecelakaan-kecelakaan misterius yang terjadi di dunia muggle (HP 6, Bab I)

Keadaan saling mempengaruhi antara dunia muggle dan penyihir, membuat cerita Harry Potter lebih misterius daripada cerita yang hanya berlangsung di negeri antah berantah. Pembaca tertarik untuk mereka-reka; jangan-jangan reruntuhan kosong di sebelah rumahnya merupakan persembunyian kaum penyihir, atau tetangganya yang aneh adalah penyihir. Adalah menarik sekali menganggap dunia sihir benar-benar ada.

Cerita serius yang tak kering humor merupakan kelebihan yang kedua. Seperti di kehidupan nyata, sense of humor menjaga suasana agar tidak terlalu mencekam. Rowling mengolah kesalahan-kesalahan kecil akibat kekikukan Ron untuk mencairkan suasana serius saat latihan Quidditch. Guyonan-guyonan ala George dan Fred Weasley di toko lelucon mereka segera mengalihkan ketakutan pengunjung atas kembalinya Voldemort. Salah satunya adalah poster yang dipajang di depan toko mereka:
WHY ARE YOU WORRYING ABOUT
YOU-KNOW-WHO?
YOU SHOULD BE WORRYING ABOUT
U-NO-POO—
THE CONSTIPATION SENSATION
THAT’S GRIPPING THE NATION!
***
MENGAPA TAKUT
KAU-TAHU-SIAPA?
KAU HARUSNYA TAKUT
KAU-GA BISA-BERAK—
RASANYA MULAS BERAT
MEMATIKAN ORANG SEJAGAT!
(HP 6, Bab 6)



Book 7 - Hary Potter and the Deathly Hallows


Buku ketujuh diawali dengan Voldemort dan para Pelahap Mautnya di rumah Lucius Malfoy, yang merencanakan untuk membunuh Harry Potter sebelum ia dapat bersembunyi kembali. Meminjam tongkat sihir Lucius, Voldemort membunuh tawanannya, Profesor Charity Burbage, guru Telaah Muggle di Hogwarts, atas alasan telah mengajarkan subyek tersebut dan telah menganjurkan agar paradigma kemurnian darah penyihir diakhiri.

Harry telah siap untuk melakukan perjalanannya dan membaca obituari Albus Dumbledore; dan terungkaplah bahwa ayah Dumbledore, Percival, adalah seorang pembenci non-penyihir dan telah membunuh banyak Muggle, dan meninggal di Penjara Azkaban atas kejahatannya. Harry kemudian meyakinkan keluarga Dursley bahwa mereka harus segera meninggalkan rumah mereka untuk menghindarkan diri dari para Pelahap Maut. Keluarga Dursley kemudian pergi menyembunyikan diri dengan dikawal sepasang penyihir setelah sebelumnya Dudley melontarkan pengakuan bahwa ia peduli akan Harry.

Bersama-sama dengan anggota Orde Phoenix, Harry kemudian pergi dari rumah Dursley ke The Burrow. Dalam perjalanan itu, Hedwig, burung hantu Harry, terbunuh oleh kutukan pembunuh; George Weasley kehilangan sebelah telinganya; Mad-Eye Moody dibunuh oleh Voldemort sendiri. Belakangan, Harry mendapatkan penglihatan mengenai pelariannya; tongkat sihirnya telah bereaksi dengan tongkat sihir pinjaman Voldemort, menghancurkannya, dan ia juga kemudian mendapatkan penglihatan ketika Voldemort menanyai Ollivander si pembuat tongkat sihir, mengenai mengapa hal itu dapat terjadi.

Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Delumintaor untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan snitch pertama yang ditangkap Harry. Namun demikian, pedang tersebut ditahan, karena menurut kementerian pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Ketiganya berusaha mencari tahu apa dibalik ketiga benda yang diberikan kepada mereka itu. Sehari kemudian adalah hari pernikahan Fleur Delacour dan Bill Weasley.

Setelah diberitakan bahwa Voldemort telah berhasil mengambil alih Kementerian Sihir; Harry, Ron, dan Hermione kemudian bersembunyi di Grimmauld Place nomor 12, rumah yang diwariskan Sirius Black kepada Harry. Ketiganya kemudian menyadari bahwa inisial R.A.B. pada liontin yang didapatkan Dumbledore dan Harry dalam buku keenam adalah Regulus Arcturus Black, adik Sirius. Mereka mulai mencari Horcrux yang dicuri Regulus di rumah keluarga Black itu. Dari Kreacher, mereka mengetahui bahwa ia telah membantu Regulus untuk mendampingi Voldemort menempatkan Horcrux berbentuk liontin itu di gua. Ketika Regulus merasa kecewa dengan Dumbledore, ia memerintahkan Kreacher untuk kembali ke gua dan menukar liontin dengan yang palsu. Regulus terbunuh dalam proses itu. Pada akhirnya, mereka bertiga menyadari bahwa Mundungus Fletcher telah mencuri liontin tersebut dan memberikannya kepada Dolores Umbridge.

Setelah selama satu bulan memata-matai Kementerian Sihir, ketiganya berhasil mengambil Horcrux dari Umbridge. Dalam prosesnya, tempat persembunyian mereka diketahui dan terpaksa melarikan diri ke daerah terpencil, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak dapat lama tinggal di suatu tempat.

Dalam waktu beberapa bulan berpindah-pindah, mereka mendengar bahwa pedang Godric Gryffindor sebenarnya adalah palsu, dan ada yang melakukan sesuatu terhadap pedang aslinya. Dari Phineas Black, Harry mendapatkan bahwa pedang itu terakhir kali digunakan Dumbledore untuk menghancurkan salah satu Horcrux, Cincin Gaunt. Ron kemudian berselisih paham dengan Harry, dan pergi meninggalkan Harry dan Hermione. Harry dan Hermione kemudian pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari tahu apakah Dumbledore telah meninggalkan pedang itu di sana.

Di Godric’s Hollow, keduanya mengunjungi tempat pemakaman keluarga di mana keluarga Potter dan Dumbledore dikuburkan. Di Godric’s Holow, mereka juga menemui Bathilda Bagshot, seorang kawan lama Dumbledore yang mengarang buku Sejarah Sihir. Di rumah Bagshot mereka menemukan gambar penyihir hitam Grindelwald, sanak Bagshot, yang pada masa lalu adalah kawan masa kecil Albus Dumbledore. Namun demikian, ternyata mereka terperangkap, karena “Bagshot” itu merupakan penjelmaan ular Voldemort, Nagini. Mereka berhasil melarikan diri dari Voldemort, tetapi tongkat sihir Harry hancur dalam kejadian itu.

Dalam pelarian mereka, Harry akhirnya menemukan bahwa pedang Godric Gryffindor tersembunyi di sebuah kolam beku di tengah sebuah hutan. Ia menyelam ke dalamnya dan mendapati pedang dan kalung liontin Horcrux Voldemort. Kalung itu mencoba mencekik Harry dan hampir menenggelamkannya hingga mati kalau tidak ditolong oleh Ron yang kembali. Keduanya menghancurkan Horcrux dengan pedang itu.

Ketiganya kemudian berbicara kepada Xenophilius Lovegood, ayah Luna Lovegood, dan menanyakan kepada mereka mengenai lambang Grindelwald yang telah berkali-kali muncul selama perjalanan mereka. Di rumah Lovegood, Harry, Ron, dan Hermione mendapatkan kisah penyihir kuno mengenai tiga bersaudara yang mengalahkan kematian, dan masing-masing mendapatkan benda sihir sebagai hasilnya - tongkat sihir yang tak terkalahkan (Elder Wand-tongkat sihir tetua), batu sihir yang dapat menghidupkan kembali yang telah mati (Resurrection Stone-batu kebangkitan) , dan Jubah Gaib (jubah tembus pandang) yang tidak lekang oleh waktu. Harry menyadari bahwa jubah yang dimilikinya adalah adalah Jubah Gaib, dan segera menemukan bahwa Lovegood telah berkhianat dan menyerahkan mereka ke Kementerian. Luna, putrinya, telah ditawan dan Xenophilius berpikir untuk menyerahkan Harry Potter sebagai ganti tawanan. Ketiganya meloloskan diri dan berpikir untuk mengumpulkan ketiga benda sihir Deathly Hallows, untuk mengalahkan Voldemort.

Harry, Ron, dan Hermione kemudian tertangkap dan dibawa ke rumah Malfoy. Di sana, Hermione disiksa dan diinterogasi oleh Bellatrix Lestrange untuk mengetahui bagaimana mereka memperoleh pedang Godric Gryffindor, karena ia berpikir bahwa mereka telah mencurinya dari lemari besinya di Gringotts. Di bawah tanah, Harry dan Ron dipenjarakan bersama-sama dengan Dean Thomas, goblin Griphook, pembuat tongkat sihir Ollivander, dan Luna Lovegood. Harry berusaha mencari pertolongan dan Dobby muncul untuk menyelamatkannya. Dalam usaha meloloskan diri, mereka dihadang Wormtail yang kemudian terbunuh karena tercekik oleh tangan perak Wormtail yang dibuat Voldemort tanpa berhasil ditolong oleh Ron dan Harry. Mereka berdua kemudian menolong Hermione dengan bantuan Dobby, yang tewas dibunuh oleh Bellatrix.

Harry dan kedua sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander mengenai Elder Wand dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah Dumbledore. Ia berusaha untuk mencegah Voldemort mengambilnya dari makam Dumbledore. Dibantu Griphook, Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi Bellatrix di Bank Gingrott’s. Di sana mereka menemukan satu lagi Horcrux, piala Hufflepuff. Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor. Harry, Ron, dan Hermione berhasil melarikan diri, tetapi Voldemort menyadari bahwa mereka mencari Horcrux-Horcruxnya.

Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Voldemort telah mendatangi tempat-tempat Horcurxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah lenyap dan hancur. Secara ceroboh, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux terakhir berada di Hogwarts. Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, mereka disudutkan oleh para Pelahap Maut dan diselamatkan oleh Aberforth Dumbledore. Aberforth membuka jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom. Setelah menyelamatkan jiwa Draco Malfoy, Harry menemukan Mahkota Ravenclaw tersembunyi di Kamar Kebutuhan dan benda itu dihancurkan.

Di Shrieking Shack, mereka mendapati Voldemort membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan memorinya kepada Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di sisi Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian; karena bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Pada akhirnya, setelah Nagini dibunuh oleh Neville, Voldemort kemudian terbunuh setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kadavra terhadap Harry. Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri oleh Elder Wand.

Dalam kisah di akhir buku, pada tahun 2017, 19 tahun setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasius kereta api King’s Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran Kegelapan.

download disini

Tidak ada komentar: